DjossNews.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Rabu malam (12/11/2025), Desa Batu Itam kembali menggelar Festival Warisan Dunia Vol. 2 di halaman Sanggar Pelita Budaya, dengan suguhan yang penuh makna dan semangat membangkitkan kembali sejarah serta budaya yang telah lama terlupakan.
Dalam festival ini, masyarakat Desa Batu Itam menampilkan kekayaan budaya lokal yang tak hanya berbicara tentang tradisi, namun juga mengangkat kekuatan maritim dan sejarah kelautan yang terkubur dalam waktu.
Ketua Pelaksana Festival, **Rosdian Asri Prihatino**, dalam sambutannya menyebutkan bahwa acara ini bertujuan untuk menggali kembali cerita-cerita lama yang ada di Desa Batu Itam. Desa ini, yang terletak di salah satu sudut Belitung, adalah laboratorium hidup yang menyimpan berbagai warisan budaya, maritim, serta situs-situs sejarah yang mengandung nilai luhur.
“Kami ingin mengingatkan kembali bahwa di perairan Batu Itam, wilayah yang kecil ini, pernah terjadi peristiwa tenggelamnya kapal yang membawa ribuan artefak berharga. Ini adalah bagian dari sejarah yang harus kita teruskan dan jaga,” ujar Rosdian.
Menggali kembali kisah-kisah masa lalu tak hanya sekadar nostalgia, tetapi juga bagian dari upaya untuk menjaga dan memelihara identitas budaya yang ada.
Festival ini menjadi ruang bagi masyarakat Desa Batu Itam untuk menunjukkan bahwa warisan budaya mereka bukan hanya peninggalan masa lalu, tetapi juga sumber inspirasi yang relevan untuk masa depan.
Burman, Kepala Desa Batu Itam, turut menambahkan harapannya agar festival ini bisa menjadi simbol kebanggaan daerah. “Kami berharap melalui festival ini, Batu Itam dapat menunjukkan kepada dunia bahwa warisan budaya kami bukan sekadar kisah masa lalu, tetapi juga potensi yang dapat menginspirasi dan menjadi sumber daya ekonomi di masa depan,” kata Burman dengan penuh keyakinan.
Festival Warisan Dunia Vol. 2 ini juga merupakan bagian dari rangkaian besar Pekan Kebudayaan Daerah Kabupaten Belitung 2025. Fedy Malonda, Staf Ahli Bidang Administrasi Umum, menyebutkan bahwa festival ini bukan hanya ajang hiburan semata, melainkan juga bagian dari upaya untuk menegaskan identitas kebudayaan daerah yang kaya akan seni dan kearifan lokal.
“Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan alam serta budaya lokal. Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa kebudayaan ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Fedy.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemerintah Kabupaten Belitung terus memperkuat program prioritas di bidang kebudayaan dan pariwisata. Salah satu fokus utama adalah menciptakan kegiatan yang tidak hanya edukatif, tetapi juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi. Fedy Malonda menegaskan,
“Melalui festival seperti ini, saya berharap akan muncul lebih banyak ruang bagi masyarakat desa untuk mengeksplorasi potensi mereka, baik dalam bidang pariwisata, ekonomi kreatif, maupun produk UMKM yang berkelanjutan.”
Festival ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, namun tentang memberi kehidupan baru pada potensi yang ada. Batu Itam ingin menegaskan kepada dunia bahwa kebudayaan dan sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi harus terus hidup dan berkembang, menjadi sumber inspirasi serta kemajuan bagi masyarakatnya.
Dalam bingkai kebersamaan, Desa Batu Itam tidak hanya merayakan warisan dunia, tetapi juga merancang masa depan yang penuh harapan dan keberlanjutan.
Dengan semangat inilah, Festival Warisan Dunia Vol. 2 menjadi langkah konkret bagi Batu Itam untuk memperkenalkan kekuatan budaya maritimnya, memperkuat posisi sebagai desa yang berkelas dunia, serta menjadi contoh nyata bahwa kebudayaan lokal mampu tumbuh dan berkembang di tengah globalisasi yang terus bergerak maju. | DjossNews.Com | */Redaksi | *** |
oke